Sabtu, 30 Mei 2020

KERASUKAN





Bersumber screenshoot chat whatsappmu.
(18 Februari 2020)
.
Katamu, semenjak Ayah Puji dan Bu Dwi (ibu kandungmu) cerai, kau mengalami kekosongan jiwa. Hal itu dimanfaatkan oleh para makhluk halus penunggu sekolahmu untuk merasukimu. Karena, goncangan hidup yang kau alami dari cerainya orang tuamu sangat rentan sekali terhadap kejiwaanmu.
.
Gangguan demi gangguan kau alami. Hari-harimu dipenuhi rasa was-was. Kegiatan belajarmu menjadi kacau. Hingga kau sedikit sekali bisa mengontrol jiwamu Dek.
.
Mbok Lah dan Kung Ladi sudah bersusah payah memotivasimu, mencarikanmu penawar. Begitu juga Ayah Puji. Dari berbagai sumber pengobatan, katamu kau harus mengikuti salah satu bela diri dimana dengan ikut bela diri itu kau bisa memyembuhkan dirimu sendiri. Yaa.. obat termujarab adalah dirimu sendiri Dek, dan Aku salut padamu ketika kau berhasil melewati itu semua Dek. Kini kau memegang kendali.
.
Hari-hari telah kau lewati. Kekosongan jiwa berhasil kau kendali. Kepercayaanmu kembali. Hingga saat ini kau berada diduniaku. Aku hanya menerima keberhasilanmu, tanpa terlebih dahulu ikut berjuang bersamamu. Tapi Aku percaya, bahwa perjuangan takkan pernah berhenti Dek. Kini Aku hadir dalam hidupmu, dan akan selalu berjuang bersamamu. Aku begitu yakin dan kau juga harus menjawab keyakinanku. Aku percaya dan kaupun percaya. Kita tatap masa depan bersama.
.
Perjuangan didepan akan semakin beragam rintangan. Kita harus sadar itu. Berkali-kali Aku katakan untuk memotivasi diriku dan dirimu, kita usahakan semaksimal yang kita bisa, selebihnya sudah Allah yang menentukan Dek. Kau yang kucinta, NAPS.
.
(editorcinta)

Jumat, 29 Mei 2020

KERUMAHMU PERDANA


Teruntuk yang kucinta.
(Rabu, 27 Mei 2020)
.
Waktu itu pukul 09.52, untuk pertama kalinya kakiku kuinjakkan dihalaman rumahmu. Senyummu menyapa, lambaian tanganmu mengalun penuh mesra. Akupun melangkah dengan sedikit grogi meraih tanganmu dan bersalaman denganmu. Disampingmu sudah menunggu nenekmu, Mbok Lah dan juga ibu tirimu Bu Devi yang menggendong Vino, anak ketiganya. Akupun lanjut bersalaman dengan kedua perempuan hebat itu. Tak lupa juga adikmu Dian, dan Tristan ada disana. Kusalami mereka.
.
Nenekmu mempersilahkanku masuk, mengajakku duduk. Munculah kakekmu Kung Ladi dan kusalami juga. Saat itu lebaran ke-4 dimana pandemi Covid-19 masih membayangi. Kakek mempersilahkanku mencicipi kue yang ada dimeja. Tak lama kemudian kamu datang dengan penuh senyuman membawa segelas kopi dengan kehangatan cinta. Aha.. aku tau itu. Hehehe...
.
Tak lama berselang, datang laki-laki hebat bernama Pak Puji. Dialah ayahmu. Dengan penuh rasa grogi kusalami dia dan iapun sedikit melempar senyuman padaku. Tahukah kamu Dek, itulah saat yang paling mendebarkan dalam hidupku ketika bertemu dengan orang baru. Yaa... Karena ialah ayahmu Dek...
.
Lama kami mengobrol dan akhirnya ayah dan kakekmu pengertian juga. Ia segera pergi dan membiarkan anak beserta cucu kesayangannya kutatap lama-lama dalam satu ruang tamu, berdua hanya Aku dengamu Dek... Hehehe...
.
Setelah sekian lama Aku datang dirumah nenekmu akhirnya Aku pulang juga. Dengan penuh rasa puas dan plong karena momen yang Aku tunggu-tunggu berhasil juga Aku lewati, yakni berkunjung kerumahmu Dek. Untuk yang pertama kali. Hehe...
.
Semoga angin segar senantiasa bersama langkah kita ya Dek. Aku dan Kamu mengusahakan dengan maksimal, selebihnya sudah Allah tentukan Dek.
Aku sayang Kamu, Nadea Anjar Purbaarum Sari.
.
(editorcinta)